Materi Bahasa Indonesia Kelas X: Kesenian dalam Menulis Kreatif dan Pola Pengembangan Paragraf.
Pada kesempatan ini, kami berbagi Materi Bahasa Indonesia: Kesenian dalam Menulis Kreatif dan Pola Pengembangan Paragraf.
Menulis Kreatif
Apa itu menulis kreatif? Menulis merupakan kegiatan dalam menuangkan gagasan, ide atau pendapat yang akan disampaikan oleh penulis kepada orang lain, yaitu pembaca, melalui media bahasa tulis. Tujuannya menulis yaitu agar pembaca dapat memahami secara tepat sama halnya dengan yang dimaksud oleh penulis.
Menulis kreatif membutuhkan kemampuan intelektual dari penulis. Menulis kreatif bukan sekedar barisan kata yang sentimental dan menyedihkan. Penulis harus mampu menguasai bahasa. Bahkan penulis perlu memiliki wawasan yang luas. Kepekaan penulis terhadap hal – hal yang akan dituliskan, juga dibutuhkan dalam menulis kreatif.
Tahapan dalam mengembangkan menulis kreatif, yaitu sebagai berikut.
- Tahap persiapan merupakan suatu tahapan di mana ide yang dimiliki oleh penulis dikelompokkan dan ditulis dengan cepat.
- Kemudian gagasan tersebut dieksplorasi untuk kemudian di kembangkan.
- Tahap berbagi merupakan tahapan di mana pembaca dapat memberikan umpan balik.
- Tahap memperbaiki merupakan tahapan perbaikan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan masukan dari pembaca.
- Penyuntingan merupakan tahapan di mana penulis memperbaiki kesalahan dalam kebahasaan.
- Penulisan kembali merupakan tahapan di mana penulis dapat memasukkan suatu ide baru. Bahkan mengubah penyuntingan.
- Evaluasi merupakan suatu tahapan untuk memeriksa kembali tulisan, hingga selesai.
- Ide untuk menulis secara kreatif dapat diperoleh dari rekaan dan kejadian yang sesungguhnya atau fakta. Apakah yang dimaksud ide dari rekaan dan ide dari kejadian atau peristiwa yang sebenarnya? Masing – masing dapat dijelaskan sebagai berikut.
Rekaan merupakan suatu cerita yang bersifat fiktif berupa hal atau peristiwa yang sebenarnya tidak pernah terjadi dalam kehidupan yang nyata. Pengarang dapat berangan – angan tentang tema, cerita, tokoh, bahkan tempat terjadinya. Sedangkan ide yang berdasarkan kejadian yang sebenarnya, di mana uraian kejadian yang sebenarnya di kemas dalam suatu bentu k tabel.
Rekaan dan kejadian yang sebenarnya akan memberikan gagasan atau ide bagi individu untuk menulis secara kreatif. Nah, sebelum kita menulis secara kreatif, ada baiknya dulu, kita mengetahui tentang jenis dan pola dalam pengembangan paragraf. Agar kita tahu jenis paragraf apa yang akan kita kembangkan.
Jenis dan Pola Pengembangan Paragraf
Ada beberapa jenis dan pola pengembangan paragraf. Namun, artikel ini akan membahas tentang empat jenis paragraf. Jenis – jenis paragraf yang akan dijelaskan ini, diharapkan akan membantu kita dalam membangun suatu cerita. Apa sajakah jenis – jenis paragraf tersebut?
Paragraf deduktif merupakan suatu paragraf yang memiliki kalimat utama terletak di awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat – kalimat penjelas. Kalimat utama biasanya berbentuk pernyataan umum. Kalimat utama dalam paragraf deduktif berupa kesimpulan. Sedangkan kalimat penjelasnya merupakan penggambaran, contoh, dan ilustrasi sebagai buktinya.
Paragraf induktif merupakan suatu paragraf yang memiliki kalimat utama terletak di akhir. Paragraf tersebut awalnya berisi dengan kalimat – kalimat penjelas. Kemudian, paragraf ini diakhiri dengan kalimat utama. Kalimat terakhir merupakan suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut ditandai dengan kata penghubung memang, dengan demikian, jadi, begitulah, oleh karena itu, dan akibatnya.
Paragraf induktif dibedakan menjadi:
1. Generalisasi, merupakan suatu proses pengambilan kesimpulan dalam paragraf dengan memberikan pernyataan yang bersifat khusus. Hal tersebut berupa kejadian yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum.
2. Kausal merupakan hubungan ketergantungan diantara dua kalimat atau lebih. Sehingga dapat dinyatakan bahwa akibat dapat terjadi apabila ada sebab.
3. Analogi merupakan kesimpulan dalam paragraf ditarik berdasarkan persamaan isi dengan sesuatu yang telah dikenal.
Baik paragraf deduktif maupun paragraf induktif merupakan jenis paragraf yang dibedakan berdasarkan letak kalimat utamanya.
- Paragraf campuran merupakan suatu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan di akhir paragraf. Paragraf ini memiliki dua kalimat utama. Kalimat utama yang terletak pada bagian akhir paragraf merupakan suatu pengulangan dari kalimat yang terletak pada awal paragraf. Namun memiliki penekanan dan penambahan pada bagian tertentu.
- Paragraf naratif atau disebut dengan paragraf deskriptif merupakan paragraf yang memiliki kalimat utama yang tersebar di seluruh kalimat. Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Kalimat penjelas berada pada setiap kalimat dari paragraf ini. Dalam kalimat utama juga tersirat kalimat penjelas. Paragraf naratif memiliki gagasan utama yang tersebar secara seimbang dan merata di setiap kalimat.
Sudah tahukan jenis – jenis pengembangan paragraf? Selanjutnya, mari kita pelajari tentang pola – pola pengembangan dalam paragraf. Pola pengembangan merupakan suatu bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat – kalimat penjelas. Pola pengembangan dalam suatu paragraf berdasarkan sifat dari paragraf tersebut. Apa sajakah polanya? Perhatikan dengan seksama.
- Pola rincian, merupakan pola pengembangan paragraf dengan cara menyajikan kalimat utama berupa kesimpulan. Kemudian diuraikan dalam kalimat penjelas. Uraian kalimat penjelas meliputi batasan, data statistik, dan definisi.
- Pola sebab – akibat, merupakan suatu pola pengembangan paragraf yang menggunakan sebab dan akibat sebagai dasar dalam pengembangannya. Sebab bertindak sebagai gagasan utama. Akibat sebagai rincian dalam pengembangannya.
- Pola akibat – sebab, merupakan suatu pola pengembangan paragraf yang menggunakan kalimat – kalimat akibat dan sebab sebagai dasar dalam pengembangannya. Akibat merupakan gagasan utama. Sebab merupakan rincian dalam pengembangan paragraf.
- Pola analogi, merupakan suatu pola pengembangan paragraf yang menggunakan perbandingan sistematis dari dua hal yang berbeda. Meskipun menggunakan perbandingan, tetap memperlihatkan kesamaan dari segi atau fungsi diantara keduanya. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan ilustrasi. Pola analogi pada umumnya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan yang dikenal oleh khalayak umum. Tujuannya untuk menjelaskan hal – hal yang kurang diketahui oleh umum.
- Pola perbandingan, merupakan suatu hubungan perbandingan dalam bacaan ditunjukkan melalui persamaan dan perbedaan di antara dua orang, objek, maupun ide atau gagasan. Perbedaan dan persamaan tersebut berdasarkan pada pertimbangan – pertimbangan tertentu.
- Pola generalisasi, merupakan suatu pola pengembangan paragraf yang dibentuk dengan cara menarik suatu gagasan atau kesimpulan umum, yang berdasarkan pada kejadian atau kondisi tertentu.
- Pola hubungan sudut pandang, merupakan pola pengembangan paragraf berdasarkan cara pandang seorang pengarang terhadap objek atau kejadian tertentu.
- Pola hubungan klasifikasi, merupakan pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan hal – hal yang dinilai memiliki kesamaan – kesamaan tertentu.
- Pola hubungan definisi, merupakan suatu pola pengembangan paragraf di mana pengarang berusaha untuk memberikan keterangan atau makna terhadap suatu hal atau istilah.
- Pola hubungan contoh, merupakan suatu pola pengembangan paragraf di mana gagasan – gagasan yang diungkapkan oleh pengarang membutuhkan ilustrasi – ilustrasi yang konkret. Ilustrasi ini akan memudahkan pembaca dalam memahami maksud pengarang. Sebab pengarang menggunakan suatu gagasan yang bersifat umum, sehingga pembaca sulit memahami tanpa adanya ilustrasi konkret.
Berdasarkan paparan di atas dapat dijelaskan bahwa wujud seni dapat dilakukan dengan menulis kreatif dan mengembangkan suatu cerita dengan menggunakan pola pengembangan paragraf tertentu. Sebab bahasa pun juga merupakan seni. Bahasa mengandung keindahan yang akan membuat orang lain terlena dengan setiap kata yang dituliskan.
Referensi:
- Kusmayadi, I. 2007. Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XII SMA/ MA Program Bahasa. Bandung: Grafindo.
- Nababan, D. 2008. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Kawah Media.
- Rosidi, I. 2009. Menulis…Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
- Sutarni, S dan Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 2 SMA Kelas XI. Bogor: Quadra.
- Sutarni, S dan Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII. Bogor: Quadra.
- Umbara, R.P. 2015. Referensi Pintar TPA PascasarjanaS2/ S3. Jakarta: Bintang Wahyu.
- Utami, S., Sugiarti, Suroto, dan Alexander S. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
- Wicaksono, A. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya. Yogyakarta: Garudhawaca.
Post a Comment for "Materi Bahasa Indonesia Kelas X: Kesenian dalam Menulis Kreatif dan Pola Pengembangan Paragraf."
Jangan nyepam ya !