Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA.
Selamat datang, pada kesempatan ini kami berbagi tentang Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA.
SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM
Sebagai tempat pembelajaran, laboratorium pada umumnya mempunyai sarana dan prasarana yang terdiri atas:
- Ruang laboratorium: ruang untuk kegiatan praktikum, ruang kegiatan administrasi dan persiapan, serta ruang penyimpanan;
- Fasilitas laboratorium: intalasi air (bak cuci dan kran air), intalasi/jaringan listrik, saluran gas, lemari asap, blower/kipas angin, meja, kursi, lemari, rak, papan tulis, alat pemadam kebakaran, kotak obat-obatan, peralatan P3K, dll.;
- Alat-alat laboratorium: pH meter, mikroskop, neraca, osiloskop, labu Erlemeyer, labu ukur.
- Zat (bahan kimia): asam florida, amoniak pekat, eter, oksigen,
Untuk lebih jelas akan dibahas beberapa pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium.
1. Ruang Laboratorium
Bentuk, ukuran, denah atau tata letak fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan alat-alat dan memelihara keselamatan kerja. Berikut ini adalah contoh gambaran umum ruangan-ruangan laboratorium.
a. Ruang praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium. Proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa.
Oleh karena itu, luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang praktikum persiswa rata-rata 2,5 m2 (termasuk meja kerja). Jadi bila kita ingin laboratorium memuat 40 siswa, maka luas laboratorium tersebut hendaknya sekitar 100 m2.
Oleh karena itu, luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang praktikum persiswa rata-rata 2,5 m2 (termasuk meja kerja). Jadi bila kita ingin laboratorium memuat 40 siswa, maka luas laboratorium tersebut hendaknya sekitar 100 m2.
Untuk kenyamanan dan keselamatan kerja sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
- Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain),
- Instalasi air dengan bak cucinya, dan instalasi gas.
- Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum.
- Papan tulis,
- Layar untuk OHP serta in focus.
- Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin).
- Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
- Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat teramati dari.kedua ruangan itu.
- Kotak P3K.
- Fasilitas pemadam kebakaran.
b. Ruang administrasi dan persiapan
Ruang adminstrasi dan persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan pengadministrasian, perawatan dan persiapan alat-alat serta bahan. Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang administrasi dan persiapan juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan aboratorium kepada guru dan siswa. Ruang administrasi dan persiapan terdapat di dalam laboratorium, di antara ruang praktikum dan ruang penyimpanan atau gudang.
Ruang administrasi/persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti :
- Kursi dan meja kerja untuk melakukan pengadministrasian, perawatan, dan persiapan kegiatan laboratorium.
- Lemari atau rak alat-alat.
- Loket peminjaman alat-alat.
c. Ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan.
Ruang penyimpanan alat sebaiknya dipisahkan dengan ruang penyimpanan zat, untuk menghindari kerusakan alat akibat korosi dsb. Apabila tidak ada ruang lain untuk penyimpanan alat dapat dilakukan pada lemari di ruang praktikum. Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat dan bahan, ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.
Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti :
- Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan.
- Macam-macam rak untuk alat-alat.
Pada kenyataan di lapangan jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat terjadi misalnya karena laboratorium didirikan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung. Berikut ini adalah salah satu contoh denah ruang laboratorium.
d. Instalasi Gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan kompor/pemanas Bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus
diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau cukup rendah.
Post a Comment for "Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA."
Jangan nyepam ya !